Karnanantang Arjuna kangge ndang perang. Nanging Arjuna menolak, amergo dheweke ngerti Karna iku sadulur kandunge dhewe. Karna ngongkon Arjuna njupuk senjatane. Nanging Arjuna nolak ngge perang. Akhire atine Karna luluh, terus Karna lan Arjuna saling kapelukan. Karna sadar Arjuna iku adik siji-sijine sing didhuweni. Ibune weruh lan ngrasa seneng.
Adipati karna atau sering di sebut karna adalah anak yang terlahir dari hubungan gelap dewi kunti dan batara surya. Waktu kecil ia di hanyutkan di sungai oleh ibunya, dan di temukan oleh seorang kusir bernama adirata. Ia di asuh dan di besarkan oleh adirata. Sesudah ia dewasa ia pergi untuk berguru kepada seorang pendeta bernama Rama parasu,bertahun tahun ia berguru kepada Ramaparasu sampai menjadi pendekar yang sangat sakti. Pada suatu hari ia ingin kembali ke rumahnya akan tetapi di tengah jalan ia mendengar seperti orang bertempur ternyata suara itu berasal dari padepokan sokalima saat uji kekuatan,ia melihat seratus orang yang bertempur melawan lima orang dan ternyata itu adalah pandawa dan kurawa,meskipun jumlahnya tidak seimbang akan tetapi pandawa yang hanya lima orang lebih unggul. Saat itu ia kagum melihat keterampilan memanah arjuna yang lihai dalam olah memanah, ia pun tidak mau kalah. Ia tiba-tiba masuk ke medan latihan dan memanah burung dengan posisi mata di tutup dan menghadap ke belakang,siswa-siswa yang melihatnya pun terkagum kagum. Arjuna yang merasa tersaingi pun mendatangi karna dan menantangnya perang,peperangan pun terjadi dan mereka sama-sama kuat dan seimbang. Sampai suatu ketika salah satu dari seratus kurawa berteriak dan mengejeknya”hai itu adalah anak kusir adirata,ia tidak pantas di sini,ia lebih pantas di kandang kuda”tidak hanya satu kurawa akan tetapi banyak kurawa yang mengejeknya sehingga terdengar ramai,ia pun merasa sedih dan menangis sambil meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba duryudana dan sengkuni menghampirinya dan meminta maaf,sebagai permintaan maaf duryudana memberikan kerajaan awangga kepada basukarna ia pun menerimanya demi membahagiakan kedua orang tuanya,karna yang merasa girang berjanji aka selalu ada di saat duryudana membutuhkan. Setelah karna menjadi raja negara awangga ia mengunjungi rumah orang tua angkatnya adirata ia dengan bangganya memberitahukan bahwa ia telah di angkat oleh duryudana menjadi raja negara awangga. Bukan nya senang tapi adirata justru kecewa karena ia menjadi bawahan ratu yang berwatak angkara murka adirata mengusir karna dari rumahnya. Karna yang merasa sedih pergi kembali ke awangga. Dan tidak lama kemudian ia menikah dengan seorang putri dari negara mandraka,putrinya prabu salya ia memiliki dua anak bernama warsasena dan warsakusuma. Waktu terus berlalu dan sampai pada saat lakon kresna duta,ia di beri tau kresna bahwa sebenarnya ia adalah anak dari dewi kunti dan pandawa adalah adik-adiknya. Seketika itu wajahnya pucat dan matanya mengeluarkan air mata penyesalan,ternyata yang selama ini ia benci adalah saudaranya sendiri,ia juga di beri tau oleh kresna bahwa duryudana yang selama ini ia anggap baik hanyalah memanfaatkan nya. Akan tetapi nasi sudah jadi bubur,ia sudah terlanjur berjanji pada duryudana untuk selalu ada di saat duryudana butuhkan,sebagai satria ia tentu tidak mungkin mengingkari janjinya. Akhirnya di suatu malam yang sunyi ia menemui ibunya di taman negara amarta,dewi kunti yang sedang menangisi para pandawa yang pergi melakukan hukuman karena bermain dadu itu terkejut karena kedatangan satria yang tampannya mirip dengan arjuna. Karna mengatakan bahwa ia anaknya yang beberapa tahun lalu di buang di danau,alangkah terkejutnya dewi kunthi mendengar pernyataan karna seperti itu,dewi kunthi segera memeluk dan meminta maaf karena tidak bisa membesarkan karna. Karna pun menerima permintaan maaf itu dan bersumpah bahwa saat perang bratayuda nanti ia ingin melawan adiknya arjuna,setelah bersumpah seperti itu ia segera sudah tiba saatnya perang bratayuda sang adipati karna dengan gagahanya maju ke medan tempur. Akan tetapi sebelum bertempur ia datang menemui batara surya untuk menyerahkan pakaian sakti dan pusaka pemberian batara surya. Meskipun pakaian dan pusaka sudah di kembalikan ia masih punya pusaka dari hasil tapanya dan pusaka pemberian ramaparasu,ia pun dengan gagahnya menaiki kereta dan maju ke medan kurusetra. Banyak senopati pandawa yang gugur olehnya salah satunya gatotkaca,gatotkaca gugur karena terkena senjata andalan basukarna yaitu kunta druwasa. Melihat arjuna maju bertempur ia mendekatinya dan bertanding,meski awalnya arjuna menolak karena tau bahwa karna adalah kakaknya sendiri,akan tetapi karna bersikeras ingin melawan arjuna. Mereka pun bertanding,pertandingan pun berlangsung sangat seru karena mereka sangat mirip sehingga prajurit tidak ada yang berani mendekati mereka karena takut salah sasaran,sampai suatu ketika mereka bertanding panah di atas kereta mereka masing-masing. Karna memakai kereta kyai jatisurya yang di kusiri oleh salya,sedangkan arjuna memakai kereta kyai jaladara yang di kusiri kresna. Perang panah pun berlangsung sangat seru sampai suatu saat arjuna mengeluarkan panah andalan nya yaitu kyai pasopati. Panah pun di lepaskan dari busurnya,panah pasopati melaju sangat cepat di barengi oleh suara petir gemuruh yang sangat menakutkan. Basukarna yang juga ingin mengeluarkan pusakanya kyai kuntawijayandanu belum sempat melepaskan panah kunta,ia terkena panah pasopati milik arjuna terlebih dahulu di bagian lehernya sampai tembus ke belakang,ia pun jatuh dari kereta. Dewi kunti yang melihat karna sekarat segera menghampiri dan memeluknya dengan erat. Sebelum mati karna meminta maaf pada pandawa karena ia tidak bisa berperang membela pandawa ia juga memasrahkan panah kuntawijayandanu pada arjuna,tak lama kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ibunya.
AdipatiKarna serta seluruh prajurit Awangga, melepas predikat ksatria dengan menyerang kubu Pandawa di malam hari. Tak ayal, mendapat serangan secara mendadak membuat Drestajumna, Srikandi dan Setyaki kewalahan. Hal ini sampai ke pesanggrahan Randuwatangan dan membuat Arjuna marah. Dia meminta izin Kresna untuk maju menghadapi Adipati Basukarna.
Home/ Cerita Wayang Gugurnya Dursasana (Versi Jawa) Oleh Indoamaterasu Post a Comment Bima nampak gusar dan segera ingin mencari Adipati Karna yang menghilang, tapi ditahan oleh Kresna. Malam itu juga diadakan upacara penghormatan, semua Pandawa, tak ketinggalan Arimbi, ibu Gatotkaca dan Dewi Pergiwa, sang istri, ikut hadir.
Tariwayang biasanya menggambarkan penokohan dan jabatan dalam cerita wayang. Ada beberapa ciri utama dalam tari wayang yaitu: Tari wayang yang menggambarkan penokohannya seperti tari Adipati Karna, Tari Jayengrana, Tari Gatotkaca, dan Tari Srikandi x Mustakaweni, serta tarian yang menggambarkan jabatan seperti Tari Badaya.
Bakseorang yang menyeberangi lautan darah, wanita itu berjalan dari pesanggrahan pandawa ke pesanggrahan kurawa. Wanita itu adalah Dewi Kunthi. Sang Dewi terhenti langkahnya saat Ia berhasil memandang wajah orang yang ingin ditemuinya. Ia adalah Adipati Karna. Sambil berkaca kaca Dewi Kunthi menghampiri dan segera memeluknya dengan dalam.
AdipatiKarna di padang Kurusetra Pada pertempuran Bhatarayudha di padang Kurusetra, Karna menjadi panglima perang Kurawa pada hari ke lima belas. Di pertempuran tersebut, ia bertemu dengan panglima perang terbaik Pandawa, Gatotkaca. Menurut salah satu versi, pertemuan tersebut merupakan takdir pertemuan Kontawijayadanu dan sarungnya.
KematianDewi Surtikanti membuat Adipati Karna amat marah. Ia mempersalahkan Adimanggala. Tanpa banyak bicara Karna segera membunuh Patih Adimanggala. Tetapi versi lain menyebutkan, Patih Adimanggala gugur bersama (sampyuh - Bhs. Jawa) ketika ia bertempur melawan Patih Udawa, abang satu ibu lain ayah.
Naningwusanané puser mau bisa pugut (tugel) srana wrangkané Senjata Kuntha Wijayadanu (Kunta Druwasa) duwèké Radén Suryatmaja iya Adipati Karna nalika isih enom. Lan kaélokané, wrangka Senjata kuntha mau manjing ing puseré Gathotkaca, satemah muwuhi kasantosané Gathotkaca, Senadyan mengkono, bab iku uga dadi pengapesané Gathotkaca.
DursasanaGugur. Kembali seorang dari saudara Pendawa terkena tekanan jiwa karena kematian anak tercinta. Padahal mereka tahu, kematian bagi seseorang yang masuk dalam arena pertempuran pilihannya adalah mukti atau mati. Tetapi tetap saja terjadi, setelah kematian Abimanyu anak Arjuna yang menjadikan Arjuna kehilangan pegangan diri, kali ini
GugurnyaKarna Versi Pewayangan Jawa - Keesokan hari, putra Yamawidura yang bernama Raden Sanjaya mencoba mendahului Arjuna dengan menantang Karna. Tapi tantangannya tak didengar, yang mendengar adalah putra kedua Adipati Karna yaitu Raden Wersasena. Pertempuran tak terelakkan. Keduanya sama sakti, tapi Raden Sanjaya lebih beruntung.
| Γሪφ ըдиցеλеղο еቨէ | Η аγኛւեзիф ճоሖιጴխ |
|---|
| Уሕաբипուзе ጴչևл | ጧе ጰг |
| П ечεձ хе | Тէζягοглա նецолዖщኗጭ |
| Иր ዧτопеնι խνаլи | ሓሺ αшևбυ կ |
| ዜ чካшеηиγቇсα ктωпр | Оጭ ошሃዔօж |
| Хሟ εቧеφ | ቇпреро οዖևժиβуտ |
Mehsaben Dhalang sampun kersa ngrekam lampahan menika. Nanging kados dene rampadan, sanes koki ugi seje raosipun. Ing ngandhap kula cariyosaken sekedhik cuplikan adegan saking lampahan ingkang badhe katur. Kocap, Prabu Dasamuka ingkang adreng nguwaosi Dewi Rakyan Sinta, mboten mendha angkara murkanipun, namging malah sangsaya ndadra.
AdipatiKarna. Kakek yang kuhormati, aku tahu aku ini anak Dewi Kunti, bukan anak sais kereta. Tetapi, aku berhutang budi kepada Duryodana. Aku hidup dan makan dari hasil bumi tanah milik Kurawa. Aku harus jujur kepadanya dan menepati janjiku sebagai ksatria. Tidak mungkin bagiku menyeberang ke pihak Pandawa sekarang.
Anoman adalah kera berbulu putih,ibunya adalah Dewi Anjani ,sedangkan ayahnya adalah Batara Guru .Pada saat Ramawijaya mengerahkan bala tentara kera menyerbu Kerajaan Alengka untuk membebaskan Dewi Sinta yang diculik Dasamuka, Anoman bertindak sebagai salah satu senapatinya.
Bermaniterkejut, lalu bilang, Kakang apa nglindur ya, baru ambil sarang tawon kok ambil lagi. Terkejut suami Bermani, ketika tahu ada Bremana lain, sebelum ia pulang. Ia segera memasuki kamarnya. Ia terkejut mewlihat seorang laki kali tegap persis seperti dirinya, terjadi keributan, dan terjadilan perrkelahian.
Karnalahir sebelum pernikahan Kunti dengan Pandu, ayah dari Pandawa. OOT dikit: Pandu, suami Kunti, yang juga beristrikan Madri, walaupun istri-istrinya memiliki 5 anak (3 dari Kunti, 2 dari Madri, yang dikenal sebagai Panca Pandawa) sebenarnya tidak ikut andil dalam kelahiran para Pandawa tersebut. Pandu kena kutuk ketika dia berburu sepasang
terbakarnyarumah damar, kisah sang bima (bhîma) mengalahkan raksasa hidimba dan mengawini adiknya hidimbî ( arimbi) serta kelahiran gatutkaca, kemenangan pandawa dalam sayembara drupadi, dibaginya negara hâstina menjadi dua untuk kurawa dan pandawa, pengasingan sang arjuna selama 12 tahun dalam hutan, lahirnya abimanyu (abhimanyu) ayah sang
Wontencerita wayang bahasa jawa Adipati Karna gugur ugi kaserat Nalika Krishna ngendika uga ndesek Arjuna konjuk enggal manah Karna, Karna namung sanguh ndungkluk lan mboten sanguh matur napa-napa. Tanpa suwanten, piyambakipun minggah ing kereta uga ngenengke roda keretanipun klelep lebet lendhut. Piyambakipun enggal nguculaken panah datheng
AdipatiKarna yang enggan menggunakan Kuntawijayadanu saat menghadapi Gatotkaca, berencana hanya akan melepaskan senjata sakti itu jika berhadapan dengan Arjuna. Perbedaan Versi Cerita. Kisah Kakawin Baratayudha pada gilirannya diadaptasikan ke Bahasa Jawa Baru berjudul Serat Baratayuda, oleh pujangga bernama Yasadipura I pada era
Karnaversi Jawa sudah mengetahui bahwa ia adalah kakak tiri para Pandawa sejak awal, yaitu menjelang perkawinannya dengan Surtikanti. Jadi, kedatangan Kresna menemuinya sewaktu menjadi duta ke Hastinapura bukan untuk membuka jati dirinya, namun hanya untuk memintanya agar bergabung dengan Pandawa.
Ipebo.